Abstrak
Kota Baru Parahyangan yang berada di dalam CAT Batujajar merupakan kawasan pertumbuhan baru di sebelah Barat Kota Metropolitan Bandung.Untuk mendukung aktivitas lebih dari 1000 jumlah penduduk dengan luas area lebih dari 1250 Ha memerlukan air dalam jumlah besar. Saat ini PDAM belum dapat memasok air bersih kekawasan ini, sedangkan air permukaan dari sungai yang mengalir di daerah ini kualitasnya tidak terjamin karena adanya pencemaran dari limbah domestic maupun industri. Sehingga kebutuhan air saat ini hanya dapat dipenuhi dari sumber air tanah berupa sumur bor.
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi air tanah apabila tidak dijaga kesetimbangannya akan menimbulkan masalah airtanah pada daerah urban.
Dengan demikian perlu dilakukan penelitian hidrogeologi secara lebih menyeluruh untuk mengetahui bagaimana hubungan antar akifer, parameter hidrolik akifer dan daerah imbuhan air tanah dengan menggunakan metoda isotop18 O dan2 H.
Dalam penelitian ini dilakukan pemboran inti hingga 100 m untuk dapat mengkorelasikan data-data pengeboran airtanah yang sudah ada dengan kedalaman rata-rata 150 m. Dari hasil rekonstruksi hidrogeologi diketahui bahwa akiferutama di daerah penelitian yang disadap adalah tufpasiran yang merupakan bagian distal dari kipas vulkanik yang dapat disebandingkan dengan Formasi Cibeureum. Kisaran nilai keterusan (T) adalah 72,3 m2/hari – 589 m2/hari. Berdasarkan hasil analisis kimia airtanah menggunakan diagram Piper diketahui bahwa fasies air tanah di daerah penelitian adalah Ca HC03 dan NaHC03.
Analisis isotop18 O dan2 H dilakukan terhadap airtanah dari akifer tertekan dari kedalaman antara 70 – 140 m, dan juga dari air Danau Saguling yang berbatasan langsung dengan daerah penelitian berdasarkan garis Local Meteoric Water Line (LMWL) hasil penelitian Badan Geologi (Matahelumual dan Wahyudin, 2010) menunjukkan bahwa airtanah sebagian telah mengalami mixing. Berdasarkan persamaan elevasi isotop diperkirakan daerah recharge berada pada elevasi antara 1040 m hingga 1241 m (dpi).